Wartapostnews.com | Kab. Ciamis | Sejumlah orang tua di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat keberatan atas imbauan Bupati Ciamis yang melarang anak membawa motor ke sekolah.
Rusmana, salah satu orang tua di Desa Sagalaherang, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis meminta agar imbauan Bupati Ciamis kepada kepala sekolah tersebut dipertimbangkan kembali.
Meskipun demikian, Rusmana mengaku setuju apabila anak yang masih di bawah umur dan belum memenuhi persyaratan berkendara dilarang membawa motor.
“Karena sangat riskan untuk keselamatan dirinya. Larangan membawa motor ke sekolah ini sangat tepat diterapkan untuk anak-anak SD,” katanya, Senin (01/08/2022).
Adapun yang perlu dipertimbangkan, kata Rusmana, adalah larangan membawa motor ke sekolah untuk anak-anak SMP.
“Sebab banyak yang jarak ke sekolahnya itu jauh dan tidak ada angkutan umum,” katanya.
Anak Dilarang Bawa Motor ke Sekolah, Harus Ada Angkutan Khusus
Hal senada juga diungkapkan Iyus Yusman, warga Desa Winduraja, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis.
Meskipun mengaku setuju dengan larangan siswa membawa motor ke sekolah, namun daerah tertentu jarak dari rumah siswa ke sekolah cukup jauh.
“Larangan membawa motor ke sekolah untuk anak SD dan SMP ada baiknya. Salah satunya yaitu mendisiplinkan anak supaya tidak bermain lebih jauh. Selain itu juga tidak memperlihatkan kesenjangan sosial, karena tidak semua orang tua mampu membelikan motor untuk anaknya,” katanya.
“Namun, di daerah tertentu yang jarak tempuhnya jauh dan tidak ada angkutan umum, maka dengan sendirinya pihak sekolah harus mampu menyediakan fasilitas kendaraan khusus angkutan anak sekolah,” katanya.
Sementara itu, Usman Ali warga Desa Gereba, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, mengapresiasi imbauan Bupati Ciamis agar anak sekolah tak bawa motor.
“Apabila ketentuan tersebut dilaksanakan, maka mau tidak mau harus mempersiapkan dan menyediakan kendaraan untuk antar jemput siswa yang jauh,” katanya.
Pantauan Warta post di lapangan, cukup banyak siswa SMP yang membawa motor ke sekolah. Hal itu lantaran jarak rumah dan sekolah cukup jauh.
Selain itu, tidak ada angkutan umum yang bisa mengangkut siswa dari rumah ke sekolah. Kalaupun memakai jasa ojeg, ongkosnya cukup mahal.