Warta Post News | Kabupaten_Lampung_Selatan - Dipromosikan untuk yang hoby berwisata, telah dibuka Wisata Kebun Jeruk Siyem segar dan manis yang melintasi Kandang Ayam bertelur PT Agro, alamat Wisata Kebun Jeruk Siyem tersebut terletak di Siring Dalam masuk Dusun Sukajaya Desa Marga Catur Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, dan lahan wisata kebun jeruk itu seluas 1 Hektar, dan memiliki 500 batang kebun jeruk berbuah lebat manis dan segar, Rabu (21/9/2022).
Istimewa, wisata kebun jeruk tersebut mempromosikan harga masuk yang terjangkau dan makan jeruk siyem sepuasnya kemudian dapat membawa pulang hanya dengan membayar Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah) per kilo gram nya (Kg) atau untuk dibawa pulang Oleh-oleh dengan keluarga Masing-masing, serta hanya dengan membayar tiket masuk Rp 5000 (lima ribu rupiah) dan juga parkir kendaraan sebesar Rp 5000 (lima ribu rupiah) dengan dibebaskan memakan jeruk di kebun wisata itu Se puasnya, dengan diglobalkan hanya membayar Rp 20.000 (dua puluh ribu rupiah) saja.
Adapun pemilik wisata kebun jeruk siyem, Ismaun menjelaskan dari segi penanaman kebun jeruk nya itu dalam segi pembibitan seluas 1 Hektar dan sudah 2 kali panen banyaknya sekitar 20 Ton buah jeruk.
"Ya dari segi awal penanaman, wisata kebun jeruk siyem kita ini, seluas 1 hektar dari pembibitan, dan bibitnya pun dari Solo Jawa Tengah, dan kalau untuk dalam panen nya kita ini per 1 tahun sekali, dan per tahunnya itu kita panen serta menghasilkan jumlah banyak nya jeruk ini ada sekitar 20 ton buah jeruk," ungkapnya.
Tambah dia, "kebun jeruk kita ini sudah lama pak, sudah ada 6 tahun dari segi penanaman, dan sampai sudah menghasilkan selama 4 tahun ini gitu, serta sudah di kunjungi bagi penghobi berwisata yaitu dari Jawa sudah ada, dari Metro juga sudah ada, Lampung juga iya gitu.
"Kemudian kalau jumlah pengunjung per hari nya itu enggak tentu juga jumlah nya gitu, dan kalau untuk tiket masuk nya kita tarif 5 ribu rupiah saja, dan parkir kendaraan 5 ribu rupiah juga itu sudah kita bebaskan makan buah jeruk sepuasnya disini, serta jika ingin membawa pulang buat oleh oleh keluarga masing masing, maka kita timbang 10 ribu rupiah per kilo gram nya lagi gitu, jadi kalau di total, pengunjung hanya membawa uang 20 ribu rupiah saja bisa sepuasnya," jelas Ismaun.
Harap dia, "dan kalau untuk Pemerintah kita ini ya, baik itu dari Pemda Lamsel, atau pun dari Pemerintah Provinsi, belum sama sekali datang kesini, dan belum pernah ada yang datang menghimbau saya, atau membimbing saya, kalau dari kalangan pemerintah gitu ya, dan harapan saya untuk pemerintah, kalau bisa tolonglah di bantu saya ini, entah di bantu dari segi obat obatan seperti apalah kira kira gitu ya, atau dari segi pemupukkan gitu, karena pupuk yang bermerk mutiara 666 mahal betul bagi kami pak, harganya mencapai Rp1400.000.00 (satu juta empat ratus ribu rupiah) per 1 kuintal nya kalau dulu, tapi enggak tahu lagi saya kalau sekarang ini harganya, soalnya harus memakai pupuk itu kebun jeruk kita ini pak," pungkas Ismaun.
Ditempat yang terpisah, Wartawan Wartapostnews.com ini mengunjungi Dinas Perkebunan Lampung Selatan untuk berkoordinasi dan konfirmasi, namun bertemu dengan Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Lampung Selatan Bibit Purwanto dan Ia mengatakan bahwa, "kalau ada petani yang tidak mampu, dan mengeluhkan harga pupuk tinggi, maka si petani itu harus bergabung terlebih dahulu masuk dalam kelompok tani, kalau untuk masalah pupuk yang subsidi, karena kalau dalam bantuan yang akan kita bantu itu yang masuk dalam kelompok tani, bukan yang mandiri, dan enggak bisa kita bantu kalau yang mandiri, walaupun apalagi untuk tempat wisata.
Sehingga dia pun memberikan pencerahan bahwa, "kelompok tani itu dibentuk, untuk menyusun RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) dan kemudian yang di subsidi pemerintah untuk tanaman pangan tentunya, yaitu, cuma jagung, padi, sama singkong, terus kalau Hortikultura itu, hanya tanaman cabai merah, bawang merah, dan bawang putih, dan termasuk buah jeruk itu masuknya di Hortikultura, terus kemudian kalau untuk tanaman perkebunan itu hanya kopi, koka, sama tebu, kemudian bantuan untuk" jelas Bibit.
Tambah dia, "adapun yang mengatakan pupuk di lampung selatan ini mengalami kelangkaan, sebetulnya pupuk kita tidak langka, akan tetapi kurang, maka ini juga saya kasih gambaran, contonya begini, dalam 1 tahun itu ada yang menanam tanaman pangan 2 kali, nah kalau pupuknya itu 1 kali musim 2 kuintal, berarti dia 2 kali berarti dia sudah 4 kuintal, sementara yang di rekomendasi dari pemerintah itu disubsidi, itu hanya 58%, berarti kalau 1 kuintal cama 58 kilo gram, tapi petani mupuknya tetap 3 kuintal, akhirnya jatah 1 tahun di ambil semua dipupuk pada musim pertama penanaman, maka musim ke 2 tidak dapat nebus lagi, karena pupuknya habis, terus langka katanya, maka susah dan salah paham semua jadi nya gitukan, karena sudah dipakai yang saya katakan tadi itu, maka itulah terkadang yang tidak di pahami oleh petani," terang Bibit Purwanto, S.P., M.M.